Dari Jabir –radhiyallahu anhu- Rasulullah SAW bersabda:”Seorang mukmin itu adalah orang yang bisa menerima dan diterima orang lain, dan tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak bisa diterima orang lain. Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling berguna bagi sesamanya”. Musnad Asy Syihab Al Qudha’iy
Ikhwah fillah rahimakumullah
Menyambut bulan Ramadhan 1432 H marilah kita siapkan seluruh potensi dan daya kita untuk memaksimalkan bulan mulia itu dengan amaliyah yang mampu meningkatkan kualitas diri kita di hadapan Allah SWT, dan mampu meningkatkan posisi kita di tengah-tengah masyarakat.
Tampilnya ikhwah sebagai tokoh bagi umat ini adalah keniscayaan yang harus disadari oleh seluruh kader. Maka memanfaatkan momentum bulan Ramadhan ini DPP PKS menyerukan kepada seluruh kader untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
Ikhwah fillah rahimakumullah
Ketokohan di masyarakat tidak akan datang tiba-tiba. Diperlukan proses panjang dan serius untuk menumbuhkannya sehingga mendapatkan pengakuan dari mereka. Secara umum menjadi tokoh masyarakat diperlukan beberapa syarat, antara lain:
1. Memiliki kemiripan atau kesamaan dengan mereka. Inilah yang bisa kita fahami dari beberapa ayat Allah yang menerangkan bahwa para rasul itu diutus dari suku bangsa mereka sendiri.
2. Memiliki keunggulan pada hal-hal yang dianggap sama atau yang menjadi identitas masyarakat itu.
3. Memiliki kongruensi (sama dan sebangun) dengan gambaran ideal pemimpin menurut masyarakat sekitar.
Dari itulah kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk mampu menyesuaikan diri dengan kebaikan-kebaikan masyarakat di manapun kita berada
Ikhwah fillah rahimakumullah
Disamping itu, penokohan di masyarakat harus juga memperhatikan rambu-rambu agar dapat meminimalisir sisi negatif dalam proses ini. Proses yang bagus dan tanpa cacat saja masih mendapatkan reaksi negatif dari masyarakat, apalagi jika penokohan tanpa dibarengi kearifan. Dari itulah usaha penokohan kader di dakwah di lingkungan harus juga memperhatikan hal-hal penting seperti:
1. Tidak menjadi ancaman bagi tokoh lain, sebisa mungkin menjadi perekat bagi masyarkat yang hiterogen
2. Selalu membina hubungan baik terutama dengan tokoh dan orang-orang yang dihormati di wilayah itu
Ikhwah fillah rahimakumullah
Alhamdulillah dakwah di Indonesia ini berada dalam lingkungan masyarakat muslim yang secara umum memiliki mazhahir tadayyun sya’biy bulan Ramadhan yang tidak bertentangan dengan semangat dan nilai-nilai dakwah yang kita usung.
Mazhahir itu dapat kita kelompokkan seperti:
a. Mazhahir Ibadah
1. Shalat fardhu berjamaah.
Masyarakat muslim secara umum melaksanakan shalat fardhu di bulan Ramadhan dengan berjamaah di masjid maupun mushala di sekitar tempat tinggal, atau tempat kerja mereka. Pada point ini kader harus menjadi teladan terbaik dalam pelaksanaan shalat jamaah fardhu, dengan hadir lebih awal, serta mengajak anggota keluarga dengan catatan bahwa anak-anak yang dibawa tidak berpotensi mengganggu kekhusyukan jamaah.
2. Shalat Tarawih Berjamaah di masjid atau mushalla.
Masyarakat menganggap tarawih Ramadhan di masjid atau mushala adalah identitas keislaman yang sangat signifikan, maka kehadiran di jamaah itu sangat menentukan penerimaan atau penolakan terhadap keberadaan seseorang. Maka ditekankan kepada semua kader untuk melaksanakan shalat tarawaih berjamaah di masjid atau mushalla terdekatnya dengan mengabaikan khilaf fiqh dalam pelaksanaannya.
3. Mengikuti taushiyah/kultum di masjid/mushalla,
Bahwa pada bulan Ramadhan kaum muslimin di negeri ini sedang dalam kondisi siap menerima nilai-nilai, sedang meningkat semangat tadayyun mereka. Maka semua kader diharapkan berperan aktif dalam ini baik sebagai pemberi taushiyah atau menjadi pendengar, untuk menjadi teladan dan penyemangat bagi yang lain.
4. Mengikuti tadarrus Al Qur’an
Ramadhan dikenal sebagai syahrul Qur’an, budaya tadarrus Al Qur’an perlu disupport baik yang diselenggarakan di masjid, mushalla, atau rumah warga. Kader diharapkan berperan aktif dalam kegiatan ini.
5. Gemar Bersedekah.
Rasulullah SAW adalah seorang dermawan yang gemar bersedakah, dan di bulan Ramadhan ia lebih dermawan daripada angin yang berhembus. Maka dianjurkan kepada seluruh kader untuk menyediakan anggaran khusus infaq terutama mengisi kotak infaq di masjid/mushala, dan membiasakan anak-anaknya untuk gemar bersedekah pula. Demikian juga bersedekah dengan berbagi ifthar/hidangan buka puasa kepada tetangga.
b. Adat (kebiasaan sehari-hari)
Kebersamaan dengan masyarakat sering diukur pula dengan kesamaan dalam berpakaian, tingkah laku, dan tutur kata.
Di bulan Ramadhan pada umumnya masyarakat menghendaki atmosfir lingkungan yang islami, seperti suara tilawah, dzikir, dsb.
Demikian pula adab berpakaian. Kader diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan budaya busana masyarakat yang dihormati. Misalnya memakai peci, jas, sorban bagi penceramah di lingkungan tertentu. Memakai baju koko, sarung dan berpeci bagi jamaah di lingkungan yang menganggapnya sebagai kebaikan. Dsb.
c. Nasyath (Kegiatan)
Ramadhan sebagai bulan amal, memberi peluang amal kebaikan sejak penyambutan sampai pelepasan.
Kader diharapkan aktif dalam kegiatan-kegiatan positif menyambut Ramadhan seperti: Kerja bakti bersih-bersih masjid, mushalla, lingkungan tempat tinggal, pemeriksaan kesehatan menjelang Ramadhan, pawai menyambut Ramadhan, dsb.
Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan ibadah sosial untuk menyempurnakan ibadah Ramadhan seperti: Bazar, pembagian ta’jil, ifthor jama’i.
Menyelenggarakan rekruting dengan berbagai kegiatan, misalnya: pesantren kilat, yaum ma’al qur’an bersama dengan masyarakat, i’tikaf asyrul awakhir, dsb.
Menyelenggarakan silaturrahim idul fitri dengan berbagai lapisan masyarakat.
Demikian taujih ini disampaikan untuk menjadi perhatian bagi semua kader.
Semoga Allah memudahkan semua niat baik kita dalam berdakwah di jalan-Nya.
*Bidang Kaderisasi DPP PKS